Senin, 24 Oktober 2011

Kuil yang Bergantung di Awang-awang


Kuil Xuan Kong terletak di bawah kaki gunung di atas tebing terjal dan curam di Puncak Sekatan Hijau pada kedua sisi ngarai Jin Long. Gunung di sini tinggi dan terjal, kedua sisinya tegak lurus ratusan meter, tebingnya yang terjal dan curam seperti belahan kapak dan irisan pisau, hanya saja bagian tengahnya agak cekung.
Kuil Xuan Kong telah memanfaatkan satu-satunya tempat berpijak kemudian membangunnya di tengah-tengah tebing tinggi dan terjal, itu juga dapat dikatakan dibangun di atas tebing yang sangat curam. Kuil Xuan Kong membangun kuilnya menggantung di tengah awang-awang, ini pasti sangat mempunyai arti yang mendalam.
Di tahun yang ke-23 Dinasti Tang (tahun 735), di mana setelah penyair Agung Li Bai berwisata menikmati keindahan Kuil Xuan Kong, telah menulis dua kata "Zhuang Guan" (pemandangan yang megah) di atas batu tebing. Kuil Xuan Kong dengan konstruksi yang mendebarkan hati serta bentuknya yang sangat unik, maka dinobatkan sebagai juara dari 18 pemandangan di Gunung Heng.
Struktur Kuil Xuan Kong sangat halus dan indah, seluruh kuil ditopang oleh kayu yang tegak dan mendatar. Semua belandar yang dijadikan sebagai balok penyangga ini disebut: pikulan pipih besi, dengan menggunakan hasil setempat yang khas yaitu sejenis pohon yang mirip cemara, lalu diolah menjadi balok segi empat, kemudian ditancapkan dalam-dalam ke batu karang yang keras. Dan katanya, kayu belandar telah direndam dengan minyak kayu Tung yang memiliki fungsi antilapuk.
Lagi pula setiap batang kayu yang tegak itu jasanya juga tidak dapat dipungkiri. Semua penempatan kayu ini telah melalui perhitungan yang sangat cermat, untuk memastikan supaya bisa menyangga seluruh konstruksi Kuil Xuan Kong.
Konon katanya, ada tiang kayu yang berfungsi sebagai penahan beban, ada yang digunakan untuk keseimbangan tinggi rendahnya kamar loteng, ada yang harus ditambah beban tertentu di atasnya baru bisa mengembangkan efek penyangganya, jika kosong tidak ditambah beban apa pun, maka dia tidak dapat meminjam kekuatannya untuk menyangga.
Prinsip yang unik ini sangat sulit dibanyangkan oleh teori ilmu pengetahuan modern. Maka jika dipandang dari kejauhan orang-orang menamakan Kuil Xuan Kong sebagai: Tiga utas ekor kuda yang bergantungan di awang-awang.


Konon katanya Kuil Xuan Kong dibangun oleh seorang biksu yang bernama Liao Ran pada masa Dinasti Wei Utara (tahun 386-534), dan hingga sekarang telah lebih dari 1.400 tahun. Meskipun telah direnovasi dan bahkan kerap diguncang gempa bumi, namun seluruh strukturnya tetap baik, tidak mengalami kerusakan. Ini dapat dikatakan sebagai keajaiban dalam sejarah bangunan.
Namun yang lebih membuat orang merenungkannya adalah bangunan Kuil Xuan Kong sama sekali tidak dibangun menurut desain sebagaimana lazimnya. Bagi orang yang menempati Kuil Xuan Kong juga ada syaratnya, dan syaratnya ini adalah alamiah, bukan dibuat oleh manusia.
Sebab orang yang penakut sama sekali tidak berani tinggal di tempat awang-awang. Kuil Xuan Kong memiliki balairung kamar loteng lebih dari 40 ruangan. Bagian atas dan bawah dihubungkan dengan tangga spiral, jika berjalan di atas tangga kayu, maka orang depan sepertinya menginjak di atas kepala orang di belakang.
Antara paviliun pusat dan paviliun samping ada jalan papan, begitu diinjak bergetaran dan menimbulkan suara krek, melalui celah papan masih bisa terlihat ratusan meter jurang yang dalam, membuat orang terkejut dan takut. Namun bagi biksu yang bersih hati dan pikirannya, mereka tidak akan merasa takut. Jika dilihat dari pemikiran orang sekarang, karena sekarang segala-galanya bersandar pada teori pembuktian secara ilmiah, maka bagaimana berani tinggal di atas sana?


Namun bagi biksu, karena dia percaya pada Buddha: "Ada Buddha yang melindungi", dan "kehidupan sudah ditakdirkan" dan pemikiran-pemikiran lainnya, maka dia tidak akan memandang hidup dan mati itu dengan begitu berat, orang-orang yang tinggal di kuil tersebut merasa "ada Buddha sehingga hatinya menjadi tenang". Semua ini dengan jelas memperlihatkan konsep pemikiran yang berbeda. Yang lebih membuat orang merasa takjub seharusnya adalah konsepsi desain dan pemilihan lokasi.
"Membangun kuil di atas tebing", usulan ini, jika dicetuskan sekarang, maka kemungkinan besar akan ditolak oleh ilmuwan modern. Lalu apakah dasarnya? Teori ilmiah modern berpendapat bahwa diterpa angin dan dijemur matahari, atau perubahan lingkungan alam, fisik gunung mungkin akan mengelupas, pelapukan, tanah longsor dan adanya krisis lainnya. Sebenarnya, jika ilmuwan menggunakan teori modern mungkin sama sekali tidak mempunyai pemikiran seperti ini.
Namun Biksu Liao Ran telah muncul ide tersebut, mengapa dia berani berpikiran seperti ini? Dia adalah seorang yang Xiulian (berkultivasi dan latihan), dia tahu adanya prinsip sejati alam, dia memiliki pengetahuan dan pemahaman yang lebih tinggi terhadap alam raya.
Dia mungkin berpikir: "Buddha bisa melindungi orang yang percaya Buddha", "Gunung ada Dewa Gunung yang mengurusnya" dll. Maka dia sama sekali tidak menganggap fisik gunung ada sesuatu bahaya, meskipun ada bahaya juga bisa menghindar, "mengubah kemalangan menjadi kemujuran, menjumpai kesulitan menjadi keberuntungan!"


Sebenarnya, Kuil Xuan Kong telah membuktikan bahwa biksu dan orang-orang yang Xiulian ini mempunyai keyakinan yang lurus akan Buddha. Jika tidak ada keyakinan yang lurus terhadap hukum Buddha, pada dasarnya dapat dikatakan tidak mungkin membangun kuil di atas tebing tinggi yang terjal dan curam.
Biksu Liao Ran pada masa Dinasti Wei Utara justru adalah saat yang tepat di mana ajaran Buddha bisa berkembang luas di China, orang-orang pada waktu itu juga dipastikan tidak akan bisa mendapatkan pelajaran ilmu pengetahuan modern, latar belakang sejarah ini tidak boleh diabaikan.
Maka dilihat dari sudut ini, orang yang Xiulian hukum Buddha juga merupakan orang yang menguasai benar ilmu pengetahuan yang sesungguhnya, hukum Buddha juga merupakan ilmu pengetahuan yang sesungguhnya, tentunya dengan hasrat yang tulus.
"Kuil yang bergantung" ini pasti akan sama seperti lampu merkuri menerangi sanubari semua orang, memberi dorongan kepada orang-orang menyelidiki dunia yang masih belum diketahui.

  1. Mistery dibalik istana "HAMPTON COURT"
  2. misteri hilangnya harta karun bangsa inca
  3. misteri kamar paling angker di inggris
  4. misteri mayat di atas kubah masjid nabawi
  5. misteri petit trianon
  6. misteri USO
  7. misteri keluarga yang berjalan merangkak
  8. misteri garis nasca yang belum terpecahkan
  9. misteri istana cleopatra di dasar laut
  10. misteri hutan batu lena"saksi kehidupan bumi"
  11. misteri kematian adolf hitler
  12. misteri monster yeti
  13. misteri kisah pemuda yang mempu menciptakan hujan dan melawan gravitasi
  14. menguak mistery manusia yang dapat mengeluarkan api
  15. 10 kapal hantu paling misterius
  16. legenda kapal hantu lady lovibund
  17. misteri kapal hantu ourang medan
  18. mahluk terbang misterius pada tragedi 911
  19. misteri kerajaan shambhala
  20. red mist(episode misterius serial spongebob)
  21. 6 lokasi penuh misteri di dunia
  22. misteri batu berjalan di california
  23. blue ice fenomena
  24. misteri mahluk cadborosaurus
  25. 6 mahluk aneh dan mengerikan
  26. misteri lampu abadi yang terus menyala
  27. misteri batu pirus persia
  28. rahasia stonehenge
  29. misteri georgia guide stone
  30. misteri guci romawi yang belum terpecahkan
  31. teror boneka hantu
  32. misteri kehidupan manusia dibawah tanah
  33. misteri kutukan raja fir'aun tutankhamun
  34. fenomena dejavu yang misterius
  35. 7 misteri tentang segitiga bermuda
  36. sejarah dan misteri kartu tarot
  37. misteri jabal maghnet
  38. misteri kota berdinding batu
  39. misteri mukjizat nabi musa
  40. number station yang masih menjadi misteri
  41. misteri diri sendiri yang misterius
  42. spear of destiny
  43. misteri kutukan benda bersejarah
  44. lukisan misterius yang meramalkan tragedi 911
  45. misteri mahluk aneh dari antartika
  46. misteri terunyan di bali
  47. 10 mahluk gaib yang suka berhubungan sex dengan manusia
  48. material misterius muncul di kutub utara
  49. misteri ujoung lhok samatiga

0 komentar:

Posting Komentar